https://australia.times.co.id/
News

Sembilan Dusun Sumbang Gunungan Ketupat dalam Merti Desa di Jeketro Magelang

Monday, 14 April 2025 - 13:33
Sembilan Dusun Sumbang Gunungan Ketupat dalam Merti Desa di Jeketro Magelang Gunungan Ketupat dan sayur-mayur, diarak untuk dibawa ke Dusun Jeketro (FOTO: Hermanto/ TIMES Indonesia)

TIMES AUSTRALIA, MAGELANG – Desa Windusari Magelang menggelar Merti Desa atau bersih desa pada Sabtu (13/4/2025) dan Minggu (14/4/2025). Merti desa adalah tradisi yang juga biasa dilakukan oleh masyarakat di beberapa desa yang ada di Kabupaten Magelang.

Acara tersebut diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen atau bumi, sekaligus sebagai bentuk menjaga warisan budaya leluhur mereka.

Kepala Desa Windusari, Yusuf Hidayat dalam sambutannya mengatakan bahwa, merti desa yang digelar tersebut sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Digelar sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas apa yang sudah diterima oleh mereka yang berprofesi sebagai petani.

"Harapannya setiap tahun bisa tetap terselenggara, selain sebagai bentuk rasa syukur, acara ini, juga untuk nguri-uri (melestarikan) tradisi yang menjadi peninggalan para leluhur," ucapnya pada Minggu (13/4/2025).

"Selain itu, acara ini juga bisa menjadi perantara kita untuk mendoakan para leluhur," imbuh Yusuf.

Kirab Budaya

Sebelum acara dimulai, ada dua gunungan yang masing- masing terbuat dari ketupat dan beragam sayur - mayur. Dua Gunungan ini diarak, dari depan kantor Kecamatan Windusari, untuk dibawa ke Dusun Jeketro.

Gunungan itu diarak sembari diiringi oleh marching band dan beberapa kesenian lokal setempat. Setibanya di Dusun Jeketro, dua gunungan itu, kemudian diperebutkan oleh warga yang telah menunggunya, yang sebelumnya didahului dengan doa bersama.

Ketupat-4.jpgDalam hitungan detik, gunungan ketupat dan sayur-mayur, habis diperebutkan oleh mereka yang datang pada acar Merti Desa. (FOTO: Hermanto/ TIMES Indonesia)

Ketua panitia, Budi Utomo menjelaskan bahwa, gunungan ketupat yang diperebutkan, tersusun dari sekitar seribu ketupat. Ketupat -ketupat itu dikumpulkan dari setiap Kepala Keluarga yang ada di Dusun Jeketro.

"Ada sekitar seribu ketupat yang dikumpulkan dari setiap kepala keluarga, ditambah dari para pemuda yang juga ikut membuat ketupat, untuk gunungan sayuran juga hasil bumi warga sekitar," paparnya.

Budi Utomo, atau yang akrab disapa dengan Tomo, melanjutkan bahwa, kegiatan ini didukung oleh sembilan dusun. Mereka ikut serta meramaikan acara dengan mengirimkan kesenian dan bergqbung saat acara arak-arakan budaya.

"Ada sembilan dusun yang ikut mendukung acara ini, mereka mengeluarkan kesenian dari dusunya masing-masing," imbuh Tomo.

Diramaikan Kesenian Daerah

Bukan hanya kirab budaya, beberapa kesenian tradisional seperti kuda lumping, Brondut, Kewan-kewan dan wayang kulit, juga turut menyita perhatian mereka yang hadir.

Sementara itu, salah satu warga Jeketro, Dwiyono menjelaskan bahwa kirab budaya diakhiri dengan pagelaran wayang kulit.

Pagelaran Wayang kulit bagi warga Dusun Jeketro seperti hal yang seolah wajib diadakan. "Pagelaran wayang kulit, dimulai sejak Minggu siang dan akan selesai pada Senin pagi," paparnya.

Dwi, melanjutkan jika pagelaran wayang kulit ini biasa disebut dengan Manisan, karena setiap tahunnya dilaksanakan pada Minggu atau malam Seni Legi. Legi adalah salah satu hari pasaran jawa. Legi diartikan dengan manis, karena itulah muncul istilah Manisan.

"Setelah pagelaran wayang kulit selesai, ditutup dengan kenduri dan doa bersama, di hari Senin Legi. Harapanya ke depan, kehidupan yang qkan dijalani juga selalu legi, manis atau senang, pungkas Dwi. (*)

Writer : Hermanto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Latest News

icon TIMES Australia just now

Welcome to TIMES Australia

TIMES Australia is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.