Coffee TIMES

Penanganan Efektif Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Ilmu Fisika

Wednesday, 15 April 2020 - 17:05
Penanganan Efektif Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Ilmu Fisika Prof Dr Masno Ginting M.Sc, peneliti senior di P2F-LIPI.

TIMES AUSTRALIA, JAKARTA – Saat ini dunia digoncang oleh Pandemi Covid-19. Setiap negara berjuang dengan cara mereka masing-masing untuk menyelamatkan mereka yang sudah terinfeksi Covid-19. Juga melakukan usaha maksimal untuk melindungi rakyat mereka yang belum terinfeksi dengan berbagai cara. 

Sementara vaksin untuk Covid-19 belum juga ditemukan oleh para ahli Virus, namun Lock-down program adalah cara yang telah dilaksanakan oleh hampir setiap negara. 
Di Indonesia, pemerintah juga telah berusaha melakukan berbagai usaha yang dianggap mampu untuk menghadapi Pandemi ini. 

Para Aparatur Sipil Negara (ASN) telah diinstruksikan untuk bekerja dari rumah yang istilah kerennya disebut dengan Work From Home (WFH), dan masyarakat juga telah di instruksikan untuk mengisolasi diri selama dua minggu dirumah masing-masing (STAY AT HOME), dengan harapan jumlah masyarakat yang terinfeksi akan menurun. Ternyata, hampir satu bulan telah berlalu sejak Instruksi itu disampaikan pemerintah, ternyata jumlah masyarakat yang terinfeksi covid-19 ternyata bukan berkurang. 

Bahkan terlihat kecenderungan masyarakat mulai Apatis untuk tinggal dirumah, dan mulai lagi berkeliaran seperti biasa. Hal yang sangat mencolok terlihat di daerah-daerah yang dihuni oleh padat penduduk dan perkampungan.  

Apakah yang salah?
Menurut pengamatan kami yang setiap hari kerja harus pergi dan pulang dari rumah kami di daerah Serpong ke RSCM untuk menjalani Radioterapy karena penyakit RECURRENT THYROID kami, ternyata Instruksi Pemerintah untuk STAY AT HOME bagi masyarakat yang bukan berprofessi sebagai ASN tidak dilaksanakan sepenuhnya. 

Demikian juga anjuran untuk melaksanakan Physical Distances juga tidak semua orang melakukannya. Bahkan saat ini setelah pemerintah melalui Depertemen kesehatan menyetujui beberapa daerah untuk melakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), juga belum sepenuhnya dipenuhi oleh masyarakat. 

Pagi hari ini (Senin, 13 April 2020) ketika kami menuju RSCM, masih ada masyarakat yang mengendarai sepeda motor berdua. Demikian juga disepanjang jalan yang kami lalui, khususnya dipasar Cipulir dan Kebayoran Lama, masih ada juga masyarakat yang tidak menggunakan masker. 

Kembali dipertanyakan, apa yang salah? Bagaimanakah penegakan hukum kita? Peraturan tanpa penegakan hukum dan sangsi yang benar, adalah sia-sia. Masyarakat akan cenderung untuk melanggarnya.

Selanjutnya dari berita di mass media kita mendengar bahwa Pemerintah juga telah menganggarkan dana sekitar 40T rupiah untuk membantu rakyat yang kurang mampu disekitar Jakarta, dan untuk program-program bantuan lainnya. 

Pertanyaan lagi, apakah uang sekitar Rp 40 T rupiah itu akan efektif untuk menahan laju penyebaran Covid-19? Tidak hanya pemerintah, bahkan pihak swasta maupun per orangan telah banyak kita lihat di media sosial berseliweren berita bantuan yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu. Sementara masyarakat yang menerima bantuan tersebut sedang berkeluyuran di jalanan tanpa mnggunakan masker sebagai pelindung diri.

Sebuah Langkah Efektif
Apakah bantuan yang diberikan efektif untuk menahan laju pandemic Covid-19?  
Menurut pendapat kami, uang yang akan digelontorkan pemerintah sebesar itu serta bantuan beberapa perusahan bahkan per seorangan tetap tidak akan efektif untuk menahan laju, apalagi menghentikan Pandemi Covid-19 di Indonesia. Karena penanganan Pandemi Covid-19 oleh pemerintah, baik Pusat, dan Daerah kami melihatnya belum cukup effektif. 
 
Untuk itu kami ingin menyarankan suatu metode kepada pemerintah RI yang kami anggap mampu menghambat dan mungkin dapat menghentikan pandemic Covid-19 ini adalah dengan melakukan apa yang kami sebut Program Nyepi Nasional (PNN), sebagai berikut:

Pemerintah menetapkan tanggal, dimana selama 14 hari (sesuai dengan hitungan pakar Covid-19) dari tanggal tersebut Indonesia benar-benar sepi. Tidak ada satu manusia pun yang diizinkan keluar rumah di seluruh wilayah NKRI. kecuali penegak hukum dan petugas kesehatan. 

Orang yang sedang berobat, harus dirawat inap. Yang melanggar aturan keluar rumah (kecuali karena sakit, dijemput dengan ambulance), di langsung di tangkap dan di masukkan kedalam Tahanan/penjara. Pada periode waktu tersebut, tidak ada penerbangan, angkutan laut dan kendaraan darat untuk umum di seluruh wilayah NKRI. 

Mencukupi kebutuhan pangan bagi setiap keluarga yang memang benar-benar tidak mampu selama 14 hari diseluruh wilayah NKRI. Sehingga tidak ada alasan untuk keluar rumah karena bahan Pangan tidak cukup.
 
Pemerintah mungkin tidak punya anggaran untuk mencukupi kebutuhan Pangan bagi keluarga yang benar-benar tidak mampu di seluruh wilayah NKRI selama waktu 14 hari (sesuai dengan hitungan pakar Covid-19). Inilah saatnya pemerintah meminta kesadaran, jika perlu memaksa masyarakat golongan yang dikatagorikan mampu (dapat dilihat dari daftar Pembayar Pajak Negara), Perusahaan-perusahaan, untuk berpartisipasi menalangi dana untuk nyepi nasional.

Misalnya, satu keluarga yang mampu ada yang mampu mengcover 5, 10, 20 atau 30 keluarga yang benar-benar tidak mampu. Bahkan satu perusahan akan mampu mengcover ratusan, bahkan ribuan keluarga yang benar-bensr tkdak mampu selama waktu Program Nyepi Nasional (PNN). 

Lebih konkritnya sumber dana untuk PNN adalah sebagai berikut; Dana utama dari pemerintah pusat, tingkat I dan tingkat II. Dana Pendamping dari BUMN, perusahaan Asing (di Indonesia) dan perusahan pribumi.

Lalu, pemotongan satu bulan Take Home Pay (THP) dari eemua Aparatur Sipil Negara (ASN), pemotongan satu bulan THP dari seluruh pejabat negara (President, Menteri, Dubes), Anggota DPR/MPR/DPD, Gubernur dan para Pejabat TKI, Bupati dan Seluruh Pejabat TKII). Gaji Bulan ke 13 dari seluruh ASN (semua Golongan), serta Tunjangan THR yang direncanakan diberikan untuk ASN Gol I-III dan keluarga yang mampu.

Kami sangat yakin seluruh rakyat Indonesia akan menyadari betapa pentingnya untuk mendukung program ini.

Segera menginstruksikan ke setiap ketua RT untuk mendata berapa keluarga yang benar-benar tidak mampu di RT masing-masing di seluruh wilayah NKRI untuk mendapat data yang valid. Berikan batas waktu pada semua ketua RT untjk mengembalikan data ituke pemerintah pusat secara langsung. 

Sehingga Program Nyepi Nasional ini benar-benar efektif untuk menahan laju bahkan kemungkinan untuk menghentikan pandemi Covid-19 di Indonesia.  Catatan: jika ada ketua RT yang memberikan data fiktif dengan maksud mengambil keuntungan pribadi atau golongan, beri Hukuman seberat-beratnya. 

Setelah point 1-4 diatas siap, pemerintah segera megeksekusi PNN. Petugas keamanan (TNI dan Polri) harus siap siaga dan committed terhadap pelaksanaan program ini. Saran: Program Nyepi Nasional ini di Kordinir melalui satu pintu. Misalnya Pusat Covid Nasional. 

Pelaksanaan PNN pada Bulan Ramadhan adalah Periode yang sangat tepat untuk melaksanakan, karena mayoritas penduduk NKRI adalah pemeluk agama Islam, sehingga akan melaksanakan Ibadah Puasa dan akan sangat tepat untuk tidak keluar rumah.

Kami berkeyakinan penuh bahwa program ini akan berhasil. Apalagi jika seluruh Partai politik dan semua Ormas yang ada bersatu padu untuk mendukung pemerintah, dan bukan memanfaatkan Covid-19 sebagai bahan politik untuk menyerang partai politik pendukung pemerintah pada saat ini.     
 
Demikian kira-kira secuil pemikiran kami sebagai seorang peneliti yang menggeluti sel surya yang telah berkarir selama 34 tahun di Pusat Penelitian Fisika-Lembaga ilmu pengetahun Indonesia (P2F-LIPI), yang menurut khabarnya akan tinggal menjadi kenangan. Karena Institusi kami akan di lebur ke institusi baru yang akan bernama BRIN. (*)

***

*) Penulis adalah Prof Dr Masno Ginting M.Sc, peneliti senior di P2F-LIPI

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

________

**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Writer :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Latest News

icon TIMES Australia just now

Welcome to TIMES Australia

TIMES Australia is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.