TIMES AUSTRALIA, JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai, persoalan impor cangkul seharusnya sudah bisa selesai mengingat Pemerintah Indonesia kini mulai fokus pada Revolusi Industri 4.0.
"Sebenarnya sedih saya urus pacul itu. Itu kan harusnya 1.0 bukan 4.0. Mestinya sudah selesailah itu, soal lahan, soal bahan baku itu harusnya di 1.0 bukan sekarang ini," ujarnya dalam acara Indonesia Digital Conference 2019, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Kendati demikian, pemerintah terus berupaya untuk memprioritaskan cangkul produksi lokal ketimbang terus mengimpornya dari luar negeri. Salah satu upayanya yakni dengan meminta agar impor mesin pembuat cangkul bisa terbebas dari pajak.
Pihaknya mengaku, malu jika Indonesia yang dikenal sebagai negeri agraris masih harus mengimpor cangkul dalam jumlah besar. "Mudah-mudahan lah, tahun ini (dan) tahun depan kita bisa kurangi impornya," ungkap Teten.
Kata dia, sebanyak 10 juta cangkul dibutuhkan di Indonesia. Teten tak mau menafikan bahwa negara masih membutuhkan alat penopang seperti mesin yang didatangkan dari luar agar bisa memproduksi cangkul sendiri dalam jumlah besar.
"Mungkin kita masih perlu impor mesinnya, tapi saya sudah minta Dirjen Bea Cukai supaya nanti tanpa pajak. Karena kita butuh mesin-mesin modern untuk membuat cangkul dalam jumlah yang lebih efisien dan lebih cepat," tandas Menteri Teten Masduki. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Revolusi Industri 4.0, Menteri Teten: Mestinya Persoalan Impor Cangkul Sudah Selesai
Writer | : Hasbullah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |