TIMES AUSTRALIA, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur seolah tidak pernah berhenti melakukan inovasi. Melalui Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, program OPOP Expo 2019 (One Pesantren One Product) berlangsung sejak Kamis (28/11/2019) hingga Sabtu (30/11/2019) di JX International, Surabaya.
Melalui program yang baru kali pertama digelar ini, Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa berharap supaya program ini dapat menjadi pintu masuk bagi penyejahteraan masyarakat dan bangkitnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, khususnya dapat mendorong setiap pondok pesantren untuk menciptakan produk-produk unggulan.
Apalagi dalam lima tahun ke depan, OPOP Jawa Timur menargetkan pertumbuhan 1.000 produk baru dari lingkungan pesantren. Strategi yang digunakan adalah dengan meningkatkan target produk setiap tahunnya. Jika tahun ini ditargetkan ada 150 produk baru, maka tahun selanjutnya akan naik menjadi 200 produk, dan begitupun seterusnya.
“Ayo kita bantu usaha pesantren ini dari berbagai lini agar tumbuh produk-produk baru yang berkualitas dari pesantren,” ujar Khofifah saat membuka acara OPOP Expo 2019.
Khofifah pun meyakini bahwa dengan dukungan dari banyak pihak dan kolaborasi yang tepat, maka target 1.000 produk ini akan bisa diraih.
Menariknya, produk pesantren yang dipamerkan melalui setidaknya 45 booth kali ini pun tidak hanya sekedar produk unggulan fisik saja. Akan tetapi juga ada produk unggulan pesantren berbasis digital, yakni KipaPOS yang digagas oleh salah satu alumni Pondok Pesantren Gontor, David Rusdianto.
Aplikasi Point of Sales yang dapat membantu transaksi keuangan digital ini diciptakan dengan harapan dapat membantu UMKM agar dapat naik kelas melalui kemudahan manajemen, marketing, hingga permodalan yang ditawarkan.
“KipaPOS diharapkan dapat membantu menyelesaikan persoalan lemahnya pengelolaan dan manajemen usaha yang biasanya terjadi di kalangan pelaku UMKM,” tutur David, salah satu founder KipaPOS.
Melalui aplikasi yang berbasis website dan mobile ini, para pelaku usaha tidak akan mengalami kesulitan lagi untuk melakukan pengawasan bisnisnya. Sebab, dapat dilakukan secara fleksibel kapan pun dan dimana pun melalui telepon seluler. Dan terkoneksi langsung dengan marketplace.
Ditambah lagi, aplikasi yang dipamerkan di OPOP Expo 2019 ini dapat dimanfaatkan secara gratis oleh para pelaku UMKM di level basic yang masih memiliki satu outlet. Caranya juga mudah, pelaku UMKM hanya perlu mendaftar melalui laman website www.kipapos.com, lalu kemudian mengikuti instruksi yang ada. Dengan fasilitas ini, para founder KipaPOS berharap jika digitalisasi dapat tersebar secara merata di Jawa Timur dan mempermudah manajerial usaha sehingga semakin profesional. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gubernur Jatim: OPOP Expo Pintu Masuk Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur
Writer | : |
Editor | : Faizal R Arief |