TIMES AUSTRALIA, BOGOR – Prestasi yang diukir Shafadhiya Aminy Rifwan (22) layak diapresiasi. Gadis yang akrab disapa Shafa ini adalah mahasiswi psikologi Universitas Gunadarma yang aktif dalam kegiatan sosial dan menjadi bagian dari Mojang Jajaka (Moka) Kota Bogor 2025.
Berbekal minat pada film/dokumenter dan volunteering, ia menjadikan Moka sebagai panggung pembuktian diri. "Awalnya saya ikut Moka karena ingin menantang diri sendiri dan keluar dari zona nyaman," ungkap Shafa kepada TIMES Indonesia, Senin (27/10/2025).
Dia menjelaskan bahwa ajang Moka dilihatnya sebagai wadah ideal untuk belajar, berkembang, dan memberikan kontribusi yang lebih luas serta bermakna bagi masyarakat Kota Bogor. Selain itu, semangatnya dalam mengikuti kegiatan volunteering dapat tersalurkan melalui platform pageant ini.
Rekam Jejak Prestasi dan Semangat Inklusif
Meskipun masih berstatus mahasiswi, Shafa memiliki rekam jejak prestasi yang menunjukkan inisiatif dan kemampuan kepemimpinan yang matang. Ia merupakan Inisiator dan Ketua PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) Komunitas Kakak Asuh Kota Depok.
Di bidang profesional misalnya, lebih lanjut Shafa yang hobi menonton film/dokumenter dan melakukan kegiatan volunteering juga mengantongi Sertifikasi BNSP Analis Senior Rekrutmen dan Seleksi SDM.
Pengalaman-pengalaman ini menjadi modal kuat dalam menjalankan advokasi utamanya selama ini.
Advokasi: Kesehatan Mental dan Karakter Remaja Bogor
Potret Shafadhiya Aminy Rifwan bersama Mojang Jajaka Kota Bogor. (FOTO: Shafa for TIMES Indonesia)
Fokus advokasi Shafa berpusat pada isu krusial di kalangan muda, yakni kesehatan mental dan penguatan karakter remaja di Kota Bogor. Ia ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap pentingnya penyediaan ruang aman bagi remaja.
"Saya ingin terus berupaya untuk hadir dalam memberikan motivasi dan contoh nyata bahwa setiap anak muda bisa berkontribusi, sekecil apa pun langkahnya," tutur pemilik akun media sosial Instagram @shafadhiyaar menjabarkan sembari tersenyum manis.
Ia berharap melalui advokasinya, remaja Bogor dapat memiliki rasa percaya diri dan arah hidup yang jelas, sehingga mereka siap berkontribusi bagi masa depan kota yang lebih baik.
Shafa melihat adanya peluang besar karena banyak remaja yang sebetulnya punya semangat tinggi untuk berkembang dan mulai peduli pada isu sosial.
Dukungan Keluarga dan Tantangan Rasa Takut Gagal
Meski demikian, Shafa menyadari adanya tantangan. Menurutnya, masih banyak remaja yang merasa takut gagal, belum tahu harus mulai dari mana, atau belum memiliki ruang aman untuk mengekspresikan diri. Di sinilah ia melihat peran penting Mojang Jajaka untuk membuka ruang agar semangat positif itu bisa tumbuh.
Dalam perjalanannya, lebih jauh dukungan penuh datang dari keluarga dan teman-teman. Ia mengatakan bahwa orang tuanya selalu menjadi penyemangat terbesar dan mengingatkan untuk melakukan segala hal dengan sepenuh hati.
"Teman-teman juga banyak membantu dari latihan, doa, sampai hal-hal kecil yang selalu membuat saya bersemangat," ujarnya. Dukungan ini memantapkan keyakinannya, sebab ia percaya setiap pencapaian lahir dari doa dan semangat orang-orang di belakang kita. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Shafadhiya Aminy Rifwan, Dari Psikologi Hingga Ruang Aman bagi Generasi Muda
| Writer | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Ronny Wicaksono |